Bisnis  

Perkuat Ketertelusuran Rantai Pasok Seafood, KOLTIVA Gabung Conservation Alliance for Seafood Solutions

Jakarta, 26 November 2024 – Industri
seafood hadapi tantangan berat dalam menjaga
keberlanjutan dan praktik etis di tengah meningkatnya kebutuhan global.
Berdasarkan laporan Seafood Forecast, permintaan terhadap produk seafood
diproyeksikan terus meningkat hingga 2050. Namun, produsen justu harus
menghadapi kondisi di mana stok ikan mengalami penurunan dan biaya produksi
meningkat. Tantangan tersebut mendorong sejumlah perusahaan mengambil
langkah-langkah tidak bertanggung jawab, seperti penggunaan tenaga kerja murah,
pemasaran produk dari sumber yang tidak transparan, dan penerapan metode lama
yang justru memperburuk isu kerja paksa serta kerusakan lingkungan (Seafood
Source: 2024
). Rantai pasok yang kompleks dan
tidak transparan turut berkontribusi pada praktik penangkapan ikan ilegal,
tidak dilaporkan, dan tidak diatur (illegal, unreported, and unregulated
fishing
), penangkapan ikan yang berlebih, serta perbudakan modern (Greenpeace:
2023
).

Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan solusi
yang komprehensif dan berkelanjutan yang dapat direalisasikan melalui upaya
bersama untuk mendukung dan mentransformasi ketertelusuran di sektor seafood.

Sebagai pemimpin global dalam manajemen rantai pasok berkelanjutan,
KOLTIVA menjalin kemitraan strategis dengan Conservation Alliance for
Sustainable Seafood Solutions (CASS)
.

Melalui kolaborasi ini, KOLTIVA perkuat komitmen untuk meningkatkan
transparansi, ketertelusuran, dan keberlanjutan dalam pengadaan seafood,
serta mendukung kelestarian laut dan ketahanan komunitas pesisir. “Keanggotaan
ini membuka peluang berharga untuk belajar dan berkolaborasi dengan organisasi
yang memiliki tujuan serupa,” ujar Sarah Harding, Head of
Aquatic Resources KOLTIVA
. “Melalui kemitraan ini, KOLTIVA dapat perkuat
solusi yang dirancang khusus untuk sektor seafood. Meskipun kami telah
mencapai kemajuan signifikan di sektor akuakultur, seperti rumput laut dan
udang, tantangan dalam ketertelusuran seafood membutuhkan pendekatan
yang lebih mendalam. Dukungan pengetahuan dan sumber daya dari CASS akan
mempercepat pengembangan solusi kami.”

Conservation Alliance for Seafood
Solutions (CASS)
adalah komunitas global
yang berkomitmen melindungi lautan dan komunitas pesisir melalui produksi,
pengadaan, dan konsumsi seafood yang berkelanjutan dan bertanggung jawab
(Solution for Seafood: n.d.). Selaras dengan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (SDG), CASS menargetkan bahwa pada tahun 2030, 75% produksi seafood
global akan memenuhi standar keberlanjutan lingkungan atau menunjukkan
perbaikan yang dapat diverifikasi, dengan perlindungan sosial yang terjamin.
Untuk mencapai visi ini, anggota CASS—terdiri dari organisasi dan pakar
internasional—bekerja sama memperkuat koneksi, membangun kapasitas, serta
mengadopsi alat dan praktik terbaik yang mendukung kesejahteraan pekerja,
masyarakat pesisir, dan kelestarian laut.

Sejak 2018, KOLTIVA aktif berperan dalam pengelolaan ekosistem pesisir,
dan kemitraan ini semakin mengukuhkan komitmennya untuk mempromosikan praktik
ramah lingkungan pada sektor seafood. Melalui
platform ketertelusuran, KoltiTrace
MIS
, KOLTIVA mendukung visi ini dengan
membantu perusahaan dan pemasok dalam menentukan asal-usul produk. KOLTIVA
memastikan produk seafood berasal
dari perikanan dan operasi akuakultur yang dikelola secara bertanggung jawab. Platform
KOLTIVA, termasuk KoltiTrace Business Mobile untuk transparansi dan ketertelusuran,
Producer Mobile, dan Input Distribution Mobile, secara efektif
mengelola dan memantau seluruh rantai pasok, dari produksi hingga ritel. Platform
ini memainkan peran kunci dalam meningkatkan manajemen pemasok, memberdayakan
produsen dengan data dan wawasan secara real-time, serta memastikan bahwa semua produk
dapat ditelusuri hingga ke sumbernya, mendorong praktik pengadaan yang
bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Selain itu, KoltiTrace MIS mendukung ketertelusuran
dengan fitur kode QR, yang memungkinkan konsumen mengakses informasi rinci
tentang asal-usul dan perjalanan produk seafood mereka. Hal ini meningkatkan
transparansi dan kepercayaan konsumen dalam rantai pasok dan memastikan bahwa
praktik yang dilakukan berorientasi pada lingkungan dan bertanggung jawab
secara etis.

Sarah Harding
menambahkan, “Transparansi rantai pasok merupakan tantangan utama di industri
seafood. Sistem manajemen rantai pasok KOLTIVA,
KoltiTrace MIS, memungkinkan pelacakan asal-usul produk untuk memastikan pengelolaan
yang bertanggung jawab, sekaligus mengatasi isu praktik tidak berkelanjutan, IUU,
dan pelanggaran tenaga kerja. KoltiTrace MIS mendukung pengadaan berkelanjutan
melalui sertifikasi atau program perbaikan, dengan dasbor komprehensif yang
membantu kepatuhan terhadap regulasi seperti SIMP, FSMA 204, dan aturan ketertelusuran
lainnya. Solusi ini memastikan pembeli dan importir dapat mematuhi standar global
secara efektif.”

KOLTIVA tidak hanya menawarkan solusi
ketertelusuran melalui KoltiTrace, tetapi juga mendukung pengembangan kapasitas
dengan KoltiSkills,
yang menyediakan pelatihan terkait praktik keuangan, akuakultur, dan
pengelolaan lingkungan untuk membantu produsen kecil dan UMKM meraih
sertifikasi serta mematuhi regulasi. Selain itu, KoltiPay,
fitur dompet digital KOLTIVA, mendorong inklusi keuangan dengan memberikan
akses ke pembiayaan untuk mendukung inisiatif berkelanjutan, seperti renovasi
tambak dan pengelolaan sarana produksi berkualitas, yang berkontribusi pada
peningkatan produktivitas jangka panjang.

Kolaborasi
KOLTIVA dengan CASS menandai langkah penting dalam mengatasi tantangan yang
dihadapi industri seafood. Dengan memanfaatkan teknologi
dan inovasi, KOLTIVA meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam rantai
pasok seafood. Sistem pelacakan dan
pemantauan real-time dapat memberikan visibilitas yang lebih baik
terhadap perjalanan produk seafood dari masa panen hingga ke pasar.
Transparansi ini sangat penting untuk mengatasi tantangan dalam industri dan
memastikan integritas produk seafood.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES